Jumat, 19 September 2014

Menakar Urgensi Realisasi PLTN

Baru-baru ini media elektronik mulai mengangkat diskursus energi sebagai respon acara diskusi “Mengenal Lebih Dekat Iptek Nuklir” di Bogor di Favehotel, Bogor, Sabtu 13 September 2014. Dalam diskusi tersebut Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyinggung rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan di masa pemerintahan Jokowi. Ia mempertanyakan ketidak jelasan sikap pemerintah terkait kebijakan mempertahankan subsidi BBM sampai saat ini.
 
Padahal alokasi subsidi BBM yang sekitar Rp300 triliun itu dapat digunakan untuk membangun enam PLTN komersial. Dari pernyataan Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto tersebut

Rabu, 15 Januari 2014

Cerpen Cinta



Ada suatu kala dimana cerpen tidak dikarang seperti biasa. Jauh dari dugaan ketika filsafat telah menyentuh sastra. Ketika bahan obrolan berupa logika jahat yang sering berdusta kepada perasaannya sendiri.

Suasana hening. Rusunawa yang dihuni para peserta pesantrenisasi berdiri megah nan angkuh. Wajar, waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB. Para penghuni terlelap setelah kecapekkan mencari ilmu keagamaan dan sosial. Beruntung mereka mencarinya, bukan menuntutnya. Karena salah apa ilmu, sehingga tega orang menuntutnya?

Jumat, 03 Januari 2014

Menyentuh Makna Makrab

Belum lama mahasiswa-mahasiswi baru telah menjalani Makrab (Malam Keakraban) yang digelar oleh beberapa himpunan mahasiswa masing-masing prodi di Universitas. Namanya juga malam keakraban, maka kegiatan yang direfleksikan dari acara itu selayaknya adalah suatu malam yang di dalamnya terdapat keakraban.


Amat kontradiksi, membaca Koran Sindo (17/10/2013), hanya gara-gara beberapa mahasiswa baru (maba) tak ikut Makrab di salah satu Universitas di Jogja, sejumlah mahasiswa senior mengeroyok maba. Sungguh disayang-kan. Ketika keakraban yang dicari terselip ego yang membuat amarah termanifestasi dalam kriminalitas. Maka amat penting untuk menjaga visi objektif dari Makrab, yakni terciptanya keakraban. Tentu visi ini tak mungkin terwujud tanpa menjalankan misi yang sinergis.

Jumat, 20 September 2013

Menguak Topeng-Topeng



Ada dua jenis orang saleh: Yang ingin mengumumkan kesalehannya pd semua orang; Ada yg merasa cukup Tuhan saja yg tahu. ~Ulil Abshor Abdalla

Ada dialektika yang menghubungkan baik dan buruk. Meski ada limit yang memisahkan dua term tersebut. Meski jika dihubungkan dengan terminologi benar dan salah, baik belum tentu benar, benar belum tentu baik. Bahkan keburukan yang tidak terus lebih baik dari kebaikan yang tidak terus. Demikian juga kesalahan yang tidak terus lebih benar dari

Kamis, 04 Juli 2013

Kembali Kepada Hakekat


Alam adalah pesan yang disampaikan untuk manusia. Karena manusia sendiri hakekatnya sebagai khalifah. Mempunyai hak intervensi untuk mengatur alam, meski keputusan tetaplah kuasa penuh Sang Pencipta alam dan manusia itu sendiri. Alam sebagai pesan mengantarkan manusia ke jalan transcendental. Alam adalah manifestasi wujud, demikian juga manusia. Manusia yang mengerti alam akan tahu bagaimana mengelolanya. Sehingga dapat sinkretis antara keduanya. Itulah keseimbangan (taichi). Sebelum mengatur tentu harus ada pemahaman. Pemahaman yang paling mendasar adalah tentang asal usul.
Istilah jawanya Sangkan Paran.



Usaha manusia untuk menemukan asal usul

peristiwa di PTAPB BATAN


BATAN sebuah nama sakral untuk litbang nasional di bidang nuklir. Hari ini saya belajar banyak darimu. Disiplin dan pantang menyerah. System yang ketat dan multidisiplin. Perangkat peneliti yang teliti yang menjunjung tinggi profesionalitas. Di sudut yang lain saya masih heran, harusnya PLTN dapat hadir di Negara ini mengingat kinerjamu yang tinggi.
Siang kian membara. Motor lusuh pinjaman bapak tercinta mulai kukayuh slahnya. Ngreng..ngrengg. Di bawah terik sinar yang mulai membakar tanganku. Berteman satu batang 76 kretek yang lincah dianatara jari-jariku. Dengan kecepatan bernada tenang kumulai menuju ketempatmu, BATAN.
Tas hitam itu menyimpan dokumen penting untuk menunjang studiku di UII. Laporan PKL yang belum genap di ACC oleh perangkat pejabat di BATAN. “Permisi bu.” Ucapku pada wanita paruh baya berbaju putih bercelana biru. Meski wanita, ia nampak tegas dan berwibawa, pun santun.
Setelah melempar senyumnya ia menjawab sapaanku,”Ada yang bisa dibantu mas?”
“Mau bertemu Bu Endang.”
Tak lama ia menyiapkan surat keterangan (disediaka bagi tamu berisi data detail penamu dan yang ditemui), khas BATAN banget. Semua orang asing yang masuk terdata, aman. Meski agak ribet jika tiap hari begitu terus menerus.
Bangunan tinggi menjulang. Reaktor kartini.