Kamis, 29 Januari 2009

Matahari


Aku adalah panas terik.Memberi sinar permai di jauhari.Di pelupuk senja ku berselimutkan mega orange.Di sangkar pagi bermahkota mega putih.Memang hari-hari semakin berlalu.Kutemani engkau sampai mendekatlah waktu itu.Seringkali panasku memberimu kekuatan.Seringkali pula panasku kau selewengkan.Dan hari-hari terus berganti.Tahu kah kau bahwasanya tiada hari tanpa aku.Karena akulah yang mengendalikan hari.
Berdiam di kala ku berdiri.Aku soroti mata-mata pencari koin besi.Dari padang rumput kuning hingga bangunan baru yang menantang langit.Aku berikan energi untuk mencari koin besi.Tapi ada juga yang ingin mencari yang lebih panas dari sinarku.Memang aneh.Jelas di pelupuk mata kalu bang tentu itu adalah sebuah jebakan,namun malah masuk ke sana.Kala ku berdiri “mereka” berkata yang tidak pasti.Dan dasi hitam bertuliskan 1001 dolar tertera dengan merek korupsi.Aduh,aneh-aneh saja “mereka” itu.
Siang mencekam karena panasku membayang.Sungai berjejeran,air meluap dari sarangnya.Aku mengankat ribuah H2O.Segerombolan awan hitam berdiskusi.Keluarlah tetes demi tetes air murni olahan alam sejati.Aku ber tengger di singgasana malam.Ternyenyakkan oleh bantal bulan.Sinarku kuberikan kepada si bulan.Dan kelak nanti aku dapat beristirahat dengan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar