Kamis, 29 Januari 2009

Pendidikan Moral Ancur-Ancuran


Tiba di sebuah lingkungan terpelajar, kota seribu pendidikan, kota hiruk pikuk cyberplace. Banyak yang bilang orang jogja adalah orang yang ramah, baik hati, alim, dan bermoral bagus. Ada yang bilang seribu buku menjadi santapan sehari-hari. Kenapa sekarang begini.

Aku hanya sebuah masukan untuk yang muda jiwanya, yang tangguh nyalinya, yang mau berubah kembali, kembali ke jati diri. Jati diri seorang muda jogja, yang seyogyanya senantiasa utama, sauri tauladan antar kota, budaya yang patut diemban dan dilaksana.

Huh lihat saja sekarang, di jogjaku tercinta. Pemudanya adalah luar kota. Tak tahu kulanuwun, tatakrama dan agama. Gara-gara filter yang kotor, terkontaminasi oleh budaya asing.
Magrib-magrib bukan orang jogja namanya memperbolehkan pemuda dan pemudi mojok di sana-sini(yang terkenal di alkid, dan beberapa pantai selatan di jogja). Pasar murah disulap gensi dan image yang dijaga di pesona carrefour. Tak mau lagi pakai batik dan kebaya. Malu katanya. Sukanya pakai celana jeans dan kaos bermerek. Dan siapa yang mengajari seperti itu ya?
Inikah budaya Jogja untuk pemudanya??

1 komentar: