Kadang sesuatu itu terlihat sulit di depan mata. Padahal jika sudah kita lampaui ternyata mudah. Itulah fungsi semangat dan ketekunan. Pertama kali yang harus kita bangkitkan adalah semangat dan motivasi. Baru kemudian disusul kerja keras, ketekunan, dan keuletan sebagai aplikasinya.
Mentari mulai menyinari Muntok (Bangka Belitung). Semangat yang mulai tumbuh saat pagi sebelum bekerja. Dan setelah aku bekerjamulailah kejenuhan itu muncul. Ya mensortir timah adalah hal yang membosankan. Disini otakku tidak dipakai, hanya otot tangan yang siap menekan gunting untuk memotong timah-timah yang kurang rapi bentuknya. Berjam jam duduk dan mulai terasa tangan yang mulai sakit. Karena memang memotong timah bukan seperti memotong kertas atau kain. Ini cukup keras untuk pekerjaan konstan berjam-jam. Mengeluh dan mengeluh, namun toh apa manfaat buatku jika terus megeluh. Aku pernah berfikir kalau aku setahun kerjaannya hanya mensortir timah terus, bisa stress aku, kerja tanpa otakku.
Namun sekarang setelah dua hari mensortir timah aku mulai sadar. Bahwa aku harus pandai-pandai mengambil hikmah. Tidak boleh fikiranku tersugesti negative. Aku harus berfikir positif. Sekarang aku sadar, bahwa pekerjaan itu dibutuhkan kemauan dan kesabaran. Itulah yang aku latih sekarang. Bagaimana ketekunan itu mulai hadir dalam diriku. Ketekunan yang harus aku jalani.
Dan fikiran bodoh tentang pekerjaan mulai musnah. Toh masih banyak hikmah yang bisa aku dapat. Misalnya saat kerja bisa disambil memikirkan kerangka karangan novel , memikirkan ide ide jenius dan kreatif, memikirkan artikel buat blog, dan masih banyak lagi waktu bermimpi saat otakku tidak untuk pekerjaanku. Dan itulah kemenangan awalku. Aku yakin itu.